Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data
hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama
resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah
mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu
sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin
banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang
dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun
peningkatan keamanan jaringan itu sendiri.
Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya-upaya
penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan
berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang
lebih baik (antara lain switch) maka muncullah konsep Virtual Local
Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih
baik dibanding Local area Network (LAN).
Jumlah IP Address Versi 4 sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat semua host
di Internet. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan
IP Address tersebut supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin host
yang ada dalam satu jaringan. Konsep subnetting dari IP Address
merupakan teknik yang umum digunakan di Internet untuk mengefisienkan
alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan
penggunaan IP Address.
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi
beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk
menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask.
Seperti yang telah diketahui, bahwa selain menggunakan metode classfull
untuk pembagian IP address, kita juga dapat menggunakan metode classless
addressing (pengalamatan tanpa klas), menggunakan notasi penulisan
singkat dengan prefix. Metode ini merupakan metode pengalamatan IPv4
tingkat lanjut, muncul karena ada ke-khawatiran persediaan IPv4 berkelas
tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga diciptakan metode lain untuk
memperbanyak persediaan IP address. Metode VLSM ataupun CIDR pada
prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan
dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address
tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA
jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi
pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke
jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7
Network ID (IP Public).
Jenis-jenis IP Address terdiri dari :
1. IP Public
Public bit tertinggi range address bit network address
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 2
2. IP Privat
IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada
jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada
jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan
komputer ATM.
10.0.0.0 – 10.255.255.255
172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0 – 192.168.255.255
Kesimpulan
1.0.0.0 – 126.0.0.0 : Kelas A.
127.0.0.0 : Loopback network.
128.0.0.0 – 191.255.0.0 : Kelas B.
192.0.0.0 – 223.255.255.0 : Kelas C.
224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.
3. Ipv6
terdiri dari 16 oktet, contoh :
A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73
SUBNETTING
Jika seorang pemilik sebuah IP Address kelas B misalnya memerlukan lebih
dari satu network ID maka ia harus mengajukan permohonan ke internic
untuk mendapatkan IP Address baru. Namun persediaan IP Address sangat
terbatas karena banyak menjamurnya situs-situs di internet.
Untuk mengatasi ini timbulah suatu teknik memperbanyak network ID dari
satu network yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, di mana
sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID
tambahan.
Sebagai contoh, misal di kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet
mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. maka dapat
di hitung dengan rumus 256-224=32. maka kelompok subnet yang dapat
dipakai adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192. Dengan demikian
kelompok IP address yang dapat dipakai adalah:
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Atau akan lebih mudah dengan suatu perumusan baik dalam menentukan
subnet maupun jumlah host persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit
yang terselubung
Jumlah host persubnet = 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung
Sebagai contoh, misalnya suatu subnet memiliki network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Maka:
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan
memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui
berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224
atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit
host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet =
23-2 = 6.
Sedangkan untuk jumlah host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5 bit
yang tidak terselubung, maka N = 5 dan akan didapat: jumlah host per
subnet = 25-2 = 30.
Bit terselubung adalah bit yang di wakili oleh angka 1 sedangkan bit tidak terselubung adalah bit yang di wakili dengan angka 0.
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan
jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32
bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4
oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan
desimal mulai dari 0 sampai 255.
Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian network
dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service
Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat
terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi
network ini disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut
subnetwork. Langkah-langkah subneting adalah sbb :
contoh 2:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16,
perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin
semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap
departemen ?
Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan
25 > 30
3. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga
network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000
perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host
per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita
selesaikan dengan urutan seperti itu.
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet
terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah
host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung
buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah
subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa
melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik
yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C
adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara
diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah
seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan
kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang
“dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama
persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan
langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di
oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet
kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga
berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B.
Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
• Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host
per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
• Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
• Alamat host dan broadcast yang valid
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
• Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
• Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
• Alamat host dan broadcast yang valid
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya
semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok
subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4
(2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
• Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
• Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
• Alamat host dan broadcast yang valid?
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi
terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi
masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak
memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam
beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih
menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2
Gambar Design IP Address
Gambar Subnetting Cyberprotest
VLSM (Variable Leght Subnet Mask)
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian
IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet.
Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh 2:
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan
akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan
terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada
jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
1. Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host
2. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host
l Untuk 500 host
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host diambil 9 bit dari host-portion karena
2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
l Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host
karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
l Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.2.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
l Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
l Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.192/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
l Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.224/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254
Perhitungan IP ADDRESS
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet
mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu
subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak
pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh
si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan
kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam
jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya
mengenal IP Address berkelas.
Gambar IP Address dotted decimal notation
Gambar IP Address yang ada pada TCP/IP
Menghitung Blok Subnet VLSM
Contoh:
Diketahui IP address 130.20.0.0/20Kita hitung jumlah subnet terlebih
dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil
CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimananilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantungkebutuhan untuk pembahasan
ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24kemudian diperbanyak
menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dariblok subnet VLSM 1-1
yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2= 8 blok subnet lagi,
namun oktat ke 4 pada Network ID yang khta ubah juga
menjadi 8 blok kelipatan dari 32sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Protokol adalah sejumlah aturan dan prosedur yang harus diikuti agar dapat berkomunikasi dalam suatu jaringan dan mendefinisikan apa
yang dikomunikasikan bagaimana dan kapan terjadinya komunikasi. Atau
himpunan-himpunan yg memungkinkan komputer satu dapat berhubungan dengan komputer
lain.
Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan
koneksi perangkat keras. Protocol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan dilakukan
pada internet.
TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam
proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam
jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena
memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol
ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data
tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di
sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah
TCP/IP stack
UDP (User Datagram Protocol)
UDP
adalah protokol yang bersifat connectionless, dan bersifat kebalikan
dari TCP yang berorientasi connection. UDP merujuk kepada paket data
yang tidak menyediakan keterangan mengenai alamat asalnya saat paket
data tersebut diterima. Protokol UDP ini cukup simpel sehingga untuk
tujuan tertentu, bisa membantu penyelesain tumpukan protokol TCP/IP.
sebuah bentuk pemultipleksan, yaitu: mengkodekan data dengan sebuah
kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan
sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk
melakukan pemultipleksan.
GSM (Global System for Mobile communications)
GSM
merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.
Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya
handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman
sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang
dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk
komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling
banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Bluetooth
Adalah
Protokol atau spesifikasi berkomunikasi jarak pendek yang berdaya rendah / hemat , menggunakan frekuensi 2.4Ghz, contohnya
antara headset dan sellular. 7. GPRS (General Packet Radio Service) Adalah Suatu protokol untuk transfer data dalam GSM, kecepatan transfer data dalam GPRS dapat mencapai 115 Kbps.
EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution)
Adalah
Suatu protokol yang mengatur cara kerja transfer data pada sistim
wireless GSM. Dalam teorinya kecepatan transfer data EDGE dapat mencapai
384 Kbps.
2. Perbedaan TCP dan UDP
Terdapat perlakuan yang berbeda antara UDP dan TCP, walaupun sama-sama berfungsi sebagai protokol pertukaran data.
UDP
tidak memerlukan proses koneksi terlebih dahulu untuk dapat mengirimkan
data, paket-paket data yang dikirimkan UDP bisa jadi melalui rute yang
berbeda-beda, sehingga hasil yang diterima bisa jadi tidak berurutan.
Contoh : jika aplikasi socket pengirim mengirimkan berturut-turut pesan
1, pesan 2, dan pesan 3, maka aplikasi socket penerima belum tentu
mendapatkan pesan yang berurutan dimulai dari pesan 1, pesan 2, dan
terakhir pesan 3. Bisa saja pesan 2 terlebih dulu diterima, menyusul
pesan-pesan yang lain, atau berbagai kemungkinan lainnya. Bahkan, dapat
terjadi pesan yang dikirimkan tidak sampai ke penerima karena kegagalan
pengiriman paket data.
Tidak
demikian halnya dengan yang menggunakan TCP. Jenis ini
mengharuskan terjadinya koneksi terlebih dahulu, kemudian mengirimkan
paket-paket data secara berurutan, penerima juga dijamin akan menerima
data dengan urutan yang benar, dimulai dari data pertama yang dikirimkan
hingga data terakhir. TCP dapat menangani data yang hilang, rusak,
terpecah, ataupun terduplikasi.
Dari
sekilas perbedaan ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa aplikasi
socket yang menggunakan TCP memerlukan pertukaran data dua arah yang
valid. Sedangkan, aplikasi socket yang menggunakan UDP lebih
memprioritaskan pada pengumpulan data.
Karena
itu aplikasi socket dengan TCP sering diterapkan untuk aplikasi chat,
transfer file, ataupun transaksi-transaksi penting. Sedangkan aplikasi
socket dengan UDP cocok diterapkan untuk aplikasi monitoring jaringan,
game online, dan aplikasi-aplikasi broadcast.
video TCP and UDP
3. Mekanisme koneksi antara 2 host atau komputer menggunakan protocol TCP
TCP merupakan protokol yang bersifat connection oriented. artinya sebelum proses transmisi data terjadi, dua aplikasi TCP harus melakukan pertukaran kontrol informasi (handshaking). TCP juga bersifat reliable, karena menerapkan fitur deteksi kesalahan dan retransmisi apabila data yang ada rusak.
Sehingga keutuhan data dapat terjamin. Sedangkan byte stream service artinya paket akan dikirimkan ke tujuan secara berurutan (sequencing).
Protokol TCP bertanggung jawab untuk pengiriman data dari sumber ke tujuan dengan benar. TCP dapat mendeteksi kesalahan atau hilangnya data dan melakukan pengiriman kembali sampai data diterima dengan lengkap.
TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali data dikirim, untuk memastikan
apakah data telah sampai di tempat tujuan. Kemudian TCP akan mengirimkan data berikutnya atau melakukan retransmisi (pengiriman ulang) apabila data sebelumnya tidak sampai atau rusak. Data yang dikirim kemudian diatur berdasarkan nomor urut.
Berikut ilustrasi komunikasi menggunakan TCP antara host A dan host B :
tata cara mekanisme koneksi 2 host yang menggunakan protocol TCP
Pada gambar terlihat bahwa untuk memulai membuka suatu hubungan, host A harus terlebih dahulu engirimkan packet SYN. Setelah host B menerima packet tersebut, lalu mengirim packet SYN, serta meng ACK packet SYN yang berasal dari host A. Saat host A menerima packet ini, ia akan meng-ACK serta mengirimkan data miliknya. Koneksi kemudian terbuka.
Setelah koneksi terbuka host A mengirimkan paket data yang sudah diberi nomor. Setiap kali sebuah paket tiba di host B, maka host B akan mengeceknya dan mengirim ACK yang menandakan paket telah diterima dengan selamat. Proses ini berlangsung berulang-ulang hingga keseluruhan paket berhasil
dikirim.
Setelah paket terakhir dikirim, host A mengirim ACK dan FIN yang meminta host B untuk memutuskan koneksi. Host B akan meng-ACK dan mengirim balik packet FIN kepada host A. Selanjutnya host A meng-Ack packet FIN dari host B, maka koneksi pun terputus.
Protokol TCP sangat cocok digunakan untuk koneksi yang membutuhkan kehandalan tinggi, seperti aplikasi telnet, SSH, FTP, HTTP, dan beberapa layanan lainnya.
TUGAS 5 OSI LAYER MATA KULIAH JARINGAN INFORMASI DIGITAL
DIBIMBING OLEH: MOH. SAFII, S.Kom
Oleh KELOMPOK 1 :
Ach. Nizam Rifqi (100213300532)
Aditya Endra Sayekti (100213306154)
Dwi Widya Wati (100213306158)
Fandi Yusuf (100213303833)
Sisiliyah S. A (100213304251)
D3 Ilmu Perpustakaan
Pengertian
Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International
Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika
terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui
jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar
komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat
tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum
jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok
yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak
protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama,
membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi. Model OSI 7 Layer
Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer
jaringan memahami fungsi dari tiap‐tiap layer yang berhubungan dengan
aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan
metode transmisi. Model dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan
fungsinya masing‐masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan
layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan
protokol dan standard
Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawwab secara
khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab
untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya
bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses
transfer data berlangsung. Model Layer OSI dibagi dalam dua group:
“upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” focus pada applikasi
pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk
Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada
“lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui
jaringan aktual. “Open” dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan
yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/
“hardware” yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan
standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan “modularity” (dapat
dibongkar pasang). “Modularity” mengacu pada pertukaran protokol di
level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi
dari level lainnya. Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan,
dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini
berlangsung didasarkan pada perangkat keras “hardware” dari vendor yang
berbeda dan bermacam‐macam alasan atau keinginan yang berbeda.
7 Layer OSI
1. Application Layer
Layer ini adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini.
Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada
perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama
antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network
yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana
user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP,
POP3 berada pada layer Application. Menyediakan jasa untuk aplikasi
pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara
program komputer, seperti program e‐mail, dan service lain yang jalan di
jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. 2. Presentation Layer
Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi tunggal:
translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Sebagai contoh, suatu
koneksi antara PC dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC
character-encoding format ke ASCII dan banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang mungkin) ditangani
oleh layer ini. Bertanggung jawab bagaimanadata dikonversi dan diformat
untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen,
.gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi
data, enkripsi dan konversi. 3. Session Layer
Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalah artikan sebagai
prosedur logon pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini
menyediakan layanan ke dua layer diatasnya, Melakukan koordinasi
komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya. Beberapa protocol pada
layer ini: NETBIOS: suatu session interface dan protocol, dikembangkan
oleh IBM, yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer
application. NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), suatu
pengembangan dari NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft
networking, seperti Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data
Stream Protocol). PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada
printer Postscript untuk akses pada jaringan AppleTalk. Layer ini
bertugas menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan
mengatur koneksi,‐ bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain.
Koneksi di layer ini disebut “session”. 4. Transport Layer
Layer transport data, menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau
SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare,
tetapi khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah
pusat dari mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan
transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan
multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya.
Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika
“end‐to‐end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error
handling). 5. Network Layer
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing
sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu
tujuan yang berada pada suatu network lain. IP, Internet Protocol,
umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX,
Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol
menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP
(Netware Core Protocol). Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi
Netware.
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang
harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan.
Data pada layer ini berbentuk paket. 6. Data Link Layer
Layer ini sedikit lebih “cerdas” dibandingkan dengan layer physical,
karena menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung
antara media network dan layer protocol yang lebih high-level, layer
data link bertanggung-jawab pada paket akhir dari data binari yang
berasal dari level yang lebih tinggi ke paket diskrit sebelum ke layer
physical. Akan mengirimkan frame (blok dari data) melalui suatu network.
Ethernet (802.2 & 802.3), Tokenbus (802.4) dan Tokenring (802.5)
adalah protocol pada layer Data-link.
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang
berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media.
komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical
antara sistem koneksi dan penanganan error. 7. Physical Layer
Ini adalah layer yang paling sederhana, berkaitan dengan electrical
(dan optical) koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk
yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel,
transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Peralatan
seperti repeater, hub dan network card adalah berada pada layer ini.
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya
melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem. Hal yang dilakukan OSI 7 Layer
Ketika data ditransfer melalui jaringan, sebelumnya data tersebut harus
melewati ke‐tujuh layer dari satu terminal, mulai dari layer aplikasi
sampai physical layer, kemudian di sisi penerima, data tersebut
melewati layer physical sampai aplikasi. Pada saat data melewati satu
layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu “header” sedangkan
pada sisi penerima “header” dicopot sesuai dengan layernya. Contoh sehari-hari ketika kita mengirim email:
Layer application
Saat kita memakai Microsof Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3
Layer presentation
Saat mengirim email dengan format ASCII atau HTML
Layer session
Saat menggunakan email anda harus menginstal OS dahulu untuk membuka sesi komunikasi jaringan.
Layer transport
OS membuka SMTP dengan sebuah TCP socket kemudian protocol terbuka untuk menerima data dari server email
Layer network
Komputer mencari IP addres dari SMTP Server dengan melihat routing
table yang diberikan OS Router jika tidak ditemukan akan memberikan
pesan.
Layer data link
Paket Data dari IP addres di kirimkan oleh Ethernet
Layer physical
Mengubah paket data menjadi signal elektrik yang ditransformasilkan pada kabel UTP Cat5
Komponen dan Protokol 7 layer OSI
Hubs/Repeaters ditemukan di Physical Layer
Switches /Bridges/Wireless Access Point ditemukan di Data Link Layer
Topologi adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana cara komputer terhubung dalam suatu jaringan.
Topologi dalam jaringan mengandung dua pengertian dilihat dari sisi
pengkabelan dan dari sisi aliran data. Jika dilihat dari aliran data
pada jaringan, maka topologi yang dimaksud adalah topologi logika dan
jika dilihat dari sisi pengkabelannya, maka topologi yang dimaksud
adalah topologi fisik. Topologi logika jaringan adalah gambaran
bagaimana aliran data dalam suatu jaringan. Sedangkan topologi fisik
adalah bentuk layout pengkabelan yang diimplementasikan pada jaringan.
Pada pokok bahasan kali ini kita akan mengupas mengenai Topologi
Jaringan secara Fisik.
Topologi fisik menguraikan layout aktual dari perangkat keras (hardware)
jaringan. Dapat dikatakan bahwa topologi fisik jaringan adalah
konfigurasi semua komputer baik workstation maupun server, peralatan
serta kabel dalam suatu jaringan. Adapun topologi fisik yang umum
digunakan dalam membangun sebuah jaringan adalah :
A. Topologi point-to-point
Gambar 2. Topologi Point to Point
Topologi point to point adalah topologi yang
menggambarkan antara dua komputer atau lebih tepatnya antara dua titik.
Jaringan kerja titik ketitik merupakan jaringan kerja yang paling
sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya
jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan
tetapi hanya merupakan komunikasi biasa. Dalam hal ini, kedua simpul
mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga simpul manapun dapat
memulai dan mengendalikan hubungan dalam jaringan tersebut. Data
dikirim dari satu simpul langsung kesimpul lainnya sebagai penerima,
misalnya antara terminal dengan CPU.
Kelebihan Topologi Point to Point :
a. Mudah menghubungkan antar komputer.
b. Membutuhkan kabel yang pendek.
Kelemahan Topologi Point to Point :
a. Seluruh jaringan akan mati bila kabel utamaterputus.
b. Sulit mencari dan memperbaiki kerusakan apabilaterjadi kerusakan pada jaringan.
Tidak mungkin dimplementasikan pada jaringandengan banyak computer
Topologi bus merupakan beberapa simpul/node
dihubungkan dengan jalur data (bus). Topologi Bus menyediakan 1 saluran
untuk komunikasi semua perangkat sehinga setiap perangkat harus
bergantian menggunakan seluran tersebut. Oleh karena itu, hanya ada 2
perangkat yang saling berkomunikasi dalam suatu saat. Masing-masing
node dapat melakukan tugas-tugas dan operasi yang berbeda namun semua
mempunyai hierarki yang sama. Untuk mengefisiensikan penggunaan
jaringan, digunakan metode CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access /
Collision Detected) yang dapat mengurangi terjadinya masa tenggang
(saluran kosong) dengan mendeteksi tabrakan informasi.
Topologi bus ini merupakan topologi yang banyak
digunakan di awal penggunaan jaringan komputer karena topologi yang
paling sederhana dibandingkan dengan topologi lainnya. Jika komputer
dihubungkan antara satu dengan lainnya dengan membentuk seperti barisan
melalui satu single kabel maka sudah bisa disebut menggunakan
topologi bus.
Dalam topologi ini dalam satu saat, hanya satu
komputer yang dapat mengirimkan data yang berupa sinyal elektronik ke
semua komputer dalam jaringan tersebut dan hanya akan diterima oleh
komputer yang dituju. Karena hanya satu komputer saja yang dapat
mengirimkan data dalam satu saat maka jumlah komputer sangat
berpengaruh dalam unjuk kerja karena semakin banyak jumlah komputer,
semakin banyak komputer akan menunggu giliran untuk bisa mengirim data
dan efeknya unjuk kerja jaringan akan menjadi lambat. Sinyal yang
dikirimkan oleh satu komputer akan dikirim ke seluruh jaringan dari
ujung satu sampai ujung lainnya. Jika sinyal diperbolehkan untuk terus
menerus tanpa bisa di interrupt atau dihentikan dalam arti jika sinyal
sudah sampai di ujung maka dia akan berbalik arah, hal ini akan
mencegah komputer lain untuk bisa mengirim data, karena untuk bisa
mengirim data jaringan bus mesti bebas dari sinyal-sinyal. Untuk
mencegah sinyal bisa terus menerus aktif (bouncing) diperlukana adanya
terminator, di mana ujung dari kabel yang menghubungkan
komputer-komputer tersebut harus di-terminate untuk menghentikan sinyal
dari bouncing (berbalik) dan menyerap (absorb) sinyal bebas sehingga
membersihkan kabel tersebut dari sinyal-sinyal bebas dan komputer lain
bisa mengirim data.
Topologi bus terdiri daripada beberapa komputer yang
disambungkan kepada satu kabel utama dengan menggunakan terminator.
Kabel yang digunakan adalah kabel sepaksi, (coaxial kabel 50 ohm) dan
penyambung RG58. Jarak maksimum kabel adalah 185 meter.
Kelebihan Topologi Bus
Senang untuk menambah atau mengurangkan komputer dan nod tanpa mengganggu operasi yang telah dijalankan.
Kurang kabel dan jarak LAN tidak terbatas.
Biaya instalasi sangat murah.
Sesuai untuk rangkaian yang kecil.
Kelemahan Topologi Bus
Jika kabel tulang belakang (Backbone) atau mana-mana nodnya bermasalah rangkaian tidak dapat berfungsi.
Memerlukan terminator untuk kedua ujung kabel tulang belakang .
Sukar mengesan kerosakan.
Perlu pengulang (repeater) jika jarak LAN jauh.
Pengisian tambahan diperlukan untuk mengelakkan perlanggaran (collision) data
Kecepatan rata-rata transfer informasi untuk setiap perangkat sangat lambat karena harus bergantian menggunakan saluran
Sulit untuk manajemen jaringan
Sulit untuk expand (menambah) jaringan
Jika terjadi masalah dengan kabel dalam satu komputer (ingat
topologi bus menggunakan satu kabel menghubungkan komputer) misalnya
kabel putus maka semua jaringan komputer akan terganggu dan tidak bisa
berkomunikasi antar satu dengan lainnya (down). Begitu pula jika salah
satu ujung tidak diterminasi, sinyal akan berbalik (bounce) dan
seluruh jaringan akan terpengaruh meskipun masing-masing komputer
masih dapat berdiri sendiri (stand alone) tetapi tidak dapat
berkomunikasi satu sama lain.
http://www.youtube.com/watch?v=sIkCwoEJyCE&feature=player_embedded Video Topologi Bus
C. Topologi Star
Gambar 4. Topologi Star
Topologi star merupakan topologi jaringan yang
paling sering digunakan. Topologi star tidak langsung terhubung satu
sama lain, tetapi melalui perangkat pusat pengendali (central controller)
yang biasa disebut dengan HUB. Pada topologi star, HUB berfungsi
layaknya seperti pengatur lalu lintas. Jika satu komputer ingin
mengirimkan data ke komputer lainnya maka data tersebut dikirimkan ke
HUB terlebih dahulu, yang kemudian meneruskannya ke komputer tujuan.
Pada topologi star, kendali terpusat dan semua link
harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul
atau komputer yang dipilihnya. Simpul pusat disebut dengan stasiun
primer atau server dan bagian lainnya disebut dengan stasiun skunder
atau client. Pada Topologi star, koneksi yang terganggu antara suatu
node dan hub tidak mempengaruhi jaringan. Jika hub terganggu ( rusak )
maka semua node yang di hubungkan ke hub tersebut tidak dapat saling
berkomunikasi. Node adalah Titik suatu koneksi atau sambungan dalam
jaringan, sedangkan hub berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dan
meneruskan kesemua komputer yang terhubung dengan hub.
Kelebihan menggunakan topologi star yaitu:
Fleksibelitas tinggi.
Penambahan atau perubahan komputer sangat mudah dan tidak
menganggu bagian jaringan lain, yaitu dengan cara menarik kabel menuju
hub.
Kontrol terpusat sehingga mudah dalam pengelolaan jaringan.
Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan, jika
terdapat salah satu kabel yang menuju node terputus maka tidak akan
mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Hanya kabel yang putus yang
tidak dapat digunakan.
Jumlah pengguna komputer lebih banyak daripada topologi Bus
Kelemahan menggunakan topologi star yaitu:
Boros
Perlu penanganan khusus
Jika Hub Rusak maka jaringan yang berada dalam satu hub akan rusak.
http://www.youtube.com/watch?v=5b5d0CJed1k&feature=player_embedded Video Topologi Star
D. Topologi Ring (Circular)
Gambar 5. Topologi Ring (Circular)
Penempatan kabel yang digunakan dalam ring menggunakan
desain yang sederhana. Pada topologi ring, setiap komputer terhubung
ke komputer selanjutnya, dengan komputer terakhir terhubung ke
komputer yang pertama. Tetapi sayangnya, jika akan dilakukan
penambahan atau pengurangan komputer dalam jaringan tentu saja akan
mengganggu keseluruhan jaringan.
Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki performance tinggi,
jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang time-sensitive
seperti video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan saat
komputer yang terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak.
Cara Kerja Topologi Ring
Setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring,dan setiap
komputer mengirim apa yang diterima dari komputer sebelumnya.
Pesan-pesan mengalir melalui ring dalam satu arah. Setiap komputer yang
mengirimkan apa yang diterimanya, ring adalah jaringan yang aktif.
Tidak ada akhir pada ring.
Beberapa jaringan ring melakukan token passing. Pesan singkat yang
disebut dengan token dijalankan melalui ring sampai sebuah komputer
menginginkan untuk mengirim informasi ke komputer yang lain. Komputer
tersebut lalu mengubah token tersebut, dengan menambahkan alamatnya dan
menambah data, dan mengirimnya melalui ring. Lalu setiap komputer
secara berurutan akan menerima token tersebut dan mengirimkan informasi
ke komputer selanjutnya sampai komputer dengan alamat yang dituju
dicapai atau token kembali ke komputer pengirim (asal pengirim pesan).
Komputer penerima akan membalas pesan ke asal pengirim pesan tadi
mengindikasikan bahwa pesan sudah diterima. Lalu asal pengirim pesan
akan membuat token yang lain dan menaruhnya di dalam jaringan, dan
token tersebut akan terus berputar sampai ada komputer lain yang
menangkap token tersebut dan siap untuk memulai pengiriman.
Kelebihan Topologi Ring :
a. Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang sama terhadap token.
b. Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan. Kekurangan Topologi Ring:
a. Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
b. Sulit untuk mengatasi kerusakan di jaringan yang menggunakan topologi ring.
Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan.
Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang.
http://www.youtube.com/watch?v=U6TX4Zbu2ao&feature=player_embedded Video Topologi Ring (Circular)
Jaringan WAN
Wide area network adalah suatu jaringan yang digunakan untuk membuat
interkoneksi antar jaringan local yang secara fisik tidak berdekatan
satu sama lain, yang secara fisik bisa dipisahkan dengan kota, propinsi,
atau bahkan melintasi batas geography – lintas negara dan benua. Ada
beberapa Teknologi Jaringan WAN saat ini yang bisa kita gunakan. Berbeda
dengan jaringan LAN, ada perbedaan utama antara keduanya dimana
terletak pada jarak yang memisahkan jaringan-2 yang terhubung tersebut.
WAN menggunakan media transmisi yang berbeda, maupun hardware dan
protocol yang berbeda pula dengan LAN. Data transfer rate dalam
komunikasi WAN umumnya jauh lebih rendah dibanding LAN.
Jaringan WAN
Komunikasi Jaringan WAN
Teknologi Jaringan WAN bergantung pada fihak ketiga dalam
hal ini perusahaan penyedia layanan Telecommunication yang menyediakan
layanan hubungan jarak jauh. Tidak seperti pada jaringan LAN dimana
koneksi antar device (komputer) ditransmisikan dari satu piranti digital
/ komputer kepada piranti digital lainnya melalui koleksi fisik secara
langsung, teknologi jaringan WAN menggunakan kombinasi sinyal analog dan
sinyal digital dalam melakukan transmisi data.
Pada diagram jaringan WAN berikut ini menjelaskan masing-2 komponen dan fungsi dalam konsep teknologi Jaringan WAN.
Diagram koneksi WAN
DTE (Data terminal equipment) adalah suatu piranti disisi link
jaringan WAN yang berada pada sisi pelanggan (biasanya gedung / rumah
pelanggan) yang mengirim dan menerima data.
Demarc atau titik demarkasi adalah titik yang merupakan interface
jaringan dimana kabel perusahaan telpon terhubung dengan rumah
pelanggan.
Local Loops adalah perpanjangan kabel line telpon dari Demarc menuju
kantor pusat Telco yang mana pemeliharaannya difihak Telco, bukan
tanggung jawab pelanggan. Kabel ini bisa berupa kabel UTP, fiber optic
atau gabungan keduanya dan juga media lainnya.
DCE (data circuit terminating equipment) adalah suatu piranti
(biasanya berupa router disisi ISP) yang berkomunikasi dengan DTE dan
juga WAN Cloud. DCE ini merupakan piranti yang memasok clocking (denyut
sinyal sinkronisasi) kepada piranti DTE. Sebuah modem atau CSU/DSU
disisi pelanggan bisa diklasifikasikan sebagai DCE. DTE dan DCE bisa
saja beupa piranti yang serupa / router akan tetapi mempunyai peran dan
fungsi yang berbeda.
WAN cloud, merupakan hirarchi Trunk, Switches, dan CO (central
office) yang membentuk jaringan telephone lines. Struktur fisik bisa
bervariasi, dan jaringan-2 yang berbeda dengan titik koneksi bersama
bisa saja saling overlap, makanya direpresentasikan dalam bentuk WAN
cloud. Sisi pentingnya adalah bahwa data masuk melalui jaringan telpon,
menjelajah sepanjang line telpon, dan tiba pada tepat pada alamat
tujuannya.
PSE (packet switching exchange) adalah suatu Switch pada jaringan
carrier packet switched. PSE-2 ini merupakan titik-titik penghubung
dengan WAN cloud.
Layanan Jaringan WAN
Ada banyak penerapan teknologi jaringan WAN pada layanan WAN oleh ISP atau jasa layanan koneksi WAN yaitu sebagai berikut:
PSTN
PSTN adalah public switched telephone network, adalah merupakan
teknologi tertua dan diapakai secara luas diseluruh dunia dalam
komunikasi WAN. PSTN adalah teknologi Jaringan WAN dalam jaringan
circuit-switched. Teknologi ini berbasis dial-up atau leased line
(always-on) menggunakan line telephone dimana data dari digital
(komputer) diubah menjadi data analog oleh modem, dan kemudian data
tersebut menjelajah dengan kecepatan terbatas sampai 56 Kbps saja.
Leased lines
Leased Lines adalah jenis dedicated dari teknologi jaringan WAN
menggunakan suatu koneksi langsung yang bersifat permanen antara piranti
yang berkomunikasi dan memberikan suatu koneksi konstan dengan kualitas
layanan koneksi (QoS). Akan tetapi leased line adalah lebih mahal
dibanding dengan sambungan sesuai kebutuhan (dial-on-demand) PSTN.
X.25
X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T – adalah suatu teknologi jaringan
WAN paket switching melalui jaringan PSTN. X.25 dibangun dengan merujuk
pada layer Data Link dan Physical layer pada referensi model OSI.
Awalnya X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket
switched, walaupun X.25 bisa juga dibentuk menggunakan jaringan digital.
Protocol X.25 mendefinisikan bagaimana koneksi antara DTE dan DCE di
setup dan dipelihara dalam Public Data Network (PDN)
Frame relay
Frame relay adalah salah satu teknologi jaringan WAN dalam paket
switching – suatu komunikasi WAN melalui line digital berkualitas
tinggi.
ISDN
ISDN (Integrated services digital network) mendefinisikan standards
pada penggunaan line telephone untuk kedua transmisi analog maupun
digital.
ATM
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi jaringan WAN dengan
koneksi kecepatan tinggi dengan menggunakan paket switched system dari
kecepatan 155 Mbps sampai 622 Mbps. Ia dapat mentransmisikan data secara
simultan, voice yang digitize, dan sinyal digitize video melalui kedua
jaringan LAN dan WAN.
WAN DI INDONESIA
Di Indonesia perusahaan-perusahaan besar dan pemerintah menggunakan
Local Area Network (LAN) yang dihubungkan ke WAN untuk telekomunikasi
yang lebih luas, bisinis dan pelayanan informasi. WAN telah berkembang
pesat dan telah dipakai secara luas untuk transfer suara seperti
penggunaan Voice over IP technology. Dengan perkembangan pesat dari
tehnolgi dan system tanpa kabel (wireless), menjadi mudah untuk
penggunakan WAN tanpa kabel (wireless) di kota maupun desa. Hal ini
telah digunakan oleh beberapa kota besar dan kecil untuk memperluas dan
membangun layanan secara ekonomis.
Gambar modem yang digunakan untuk WAN
TV Kabel internasional merupakan sarana ekonomis untuk
mereka yang ingin mempunyai stasiun TV internasional di rumah atau
bisnis mereka. Dengan biaya yang relatip rendah penggunaan 24 jam
Internet tanpa batas disediakan. Tehnologi lain untuk mengakses dan
mentransfer broadband, high-speed services adalah Digital Subscriber
Line (ADSL) dan pasaran ADSL telah berkembang pesat khususnya di
rumah-rumah dan bisnis-bisnis kecil karena satu line telepon bisa
digunakan untuk telpon dan internet secara berbarengan. Dengan
berkembangnya tehnologi dan kemampuan untuk mentransfer apa yang
dibutuhkan pelanggan. Isu utama ADSL adalah kualitas dari line, harga
langganan untuk penggunaan line dari point of supply and jarak
pelanggan.
Contoh lain WAN di Indonesia adalah jaringan PT. Telkom, PT. Indosat,
serta jaringan GSM Seluler seperti Satelindo, Telkomsel, yang
cakupannya sampai seluruh dunia.
Gambar Jaringan WAN
Contoh lain WAN adalah Jaringan Pendidikan Tinggi Nasional
USU juga terhubung dengan jaringan pendidikan tinggi nasional (INHERENT), suatu jaringan wide area network yang
dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam jaringan
ini, USU bertetangga dengan Universitas Syiahkuala, Universitas Andalas,
dan Universitas Riau, dan bertindak sebagai simpul lokal bagi sejumlah
perguruan tinggi di Sumatera Utara dan Aceh. Sejumlah perguruan tinggi
negeri dan swasta di Medan dan Lhokseumawe memiliki koneksi ke INHERENT
melalui USU. Saat ini INHERENT digunakan untuk penyelenggaraan video
conference baik untuk perkuliahan maupun seminar. Selain itu, juga
digunakan untuk akses sumber daya elektronik termasuk koleksi
perpustakaan digital di antara perguruan tinggi di Indonesia.